Di Indonesia, hampir seluruh wilayahnya menerima sinar matahari secara berkelimpahan setiap hari. Kondisi iklim demikian sangat cocok untuk menerapkan panel surya sebagai sumber listrik sehari-hari.
Namun bagaimana di musim hujan? Apa panel surya tetap produksi listrik? Mari kita kupas tuntas performa panel surya di musim hujan!
Dalam keadaan berawan (mendung) atau hujan, cahaya matahari yang diterima tidak optimal karena terhalang awan. Hal ini menyebabkan performa panel surya tidak maksimal sehingga daya listrik yang dihasilkan pun jauh dari puncaknya.
Begini ilustrasinya:
Di musim kemarau, kita dapat memanfaatkan energi surya hingga 5 jam sehari. Jadi jika Anda memasang panel dengan daya 1 kwp, dalam 1 hari Anda bisa mendapatkan suplai listrik sebesar:
1 kwp x 80% = 800 watt
800 watt x 5 jam = 4000 watt hour ~ 4 kwh per hari
Namun di musim hujan, kita paling bisa mendapatkan sinar matahari yang optimal 3 jam atau kurang. So dalam 1 hari Anda paling mendapatkan:
1 kwp x 80% = 800 watt
800 watt x 3 jam = 2400 watt hour ~ 2,4 kwh per hari
Karena kekurangan daya akan disuplai dari PLN jika Anda menggunakan panel surya jenis on grid atau hybrid (baca 3 sistem jaringan panel surya).
Lagi pula sangat jarang terjadi kondisi ekstrim di Indonesia yang menyebabkan cuaca mendung seharian atau hujan non-stop.
Berdasarkan pengalaman beberapa pengguna, mereka bisa menghemat sekitar 25-35% tagihan listrik sebelum penggunaan panel. Namun di musim hujan, penghematannya sekitar 10 – 15%.
Artinya, di musim hujan panel surya tetap bisa bekerja, hanya saja performanya tidak semaksimal di musim kemarau.
Share ke Media Sosial:
Artikel Lainnya:
All rights reserved. AturRumah © 2021