Review Bread Maker Panasonic SD-P104

Daftar Isi

Bread maker Panasonic SD-P104 merupakan mesin pembuat adonan dan pemanggang roti secara otomatis. Proses menguleni adonan dan memanggang roti dapat diselesaikan dalam 2 jam saja! Selain membuat roti, bread maker ini juga memiliki 12 menu lain.

Mesin pembuat roti Panasonic SD-P104 ini dibeli di pertengahan 2017 dan masih rutin digunakan hingga saat ini, setidaknya seminggu sekali. Pas baru beli, hampir tiap hari bikin roti dengan menu yang berbeda – maklum, penasaran, hehe

Di antara 13 menu bawaan, bisa dibilang kita punya 3 menu andalan – kira-kira apa aja tuh? Let’s check it out!

Daftar Isi

Komponen yang Ada

Dalam 1 paket bread maker Panasonic, ada komponen-komponen ini: 

  1. Mesin: bagian luar dilapisi plastik/isolator berwarna putih dilengkapi dengan pegangan/gagang yang memudahkan ketika kita ingin memindahkan mesin. Tidak ada pilihan warna pada seri ini.
  2. Loyang: anti rempet dan dilengkapi dengan pegangan.
  3. Pisau: untung menguleni adonan. Meski disebut pisau, bagian luar komponen ini dilapisi plastik berwarna hitam dan tidak tajam sama sekali. Aman digunakan anak-anak.
  4. Gelas ukur & sendok ukur: gelas ukur berguna untuk mengukur cairan (air atau susu). Sendok ukur dapat digunakan di kedua sisi, masing-masing menunjukkan 1 sdm dan 1 sdt. 

 

Sendok ukur bawaaan bread maker ini juara banget, karena 1 sendok tapi 2 fungsi. Satuannya juga yang biasa dipakai sama orang Indonesia: sendok makan sama sendok teh, hehe. Biar di rumah ada beberapa set sendok ukur, sendok ukur pink ini favorit kita.

Maaf, untuk gelas ukur tidak ada fotonya karena udah nggak tau ke mana. Sebagai pengganti, bisa pakai cup nasi, atau bisa juga pakai botol susu anak yang udah nggak dipakai. Pakai botol susu ini enak banget karena petunjuknya kelipatan 10 ml, detail banget. 

Review Testing Fitur

Pada saat membeli bread maker, kita akan dapat stiker daftar menu. Berhubung nggak mungkin kita ingat semuanya, kita taruh stikernya di bagian atas blender. 

Berikut review dari beberapa menu yang pernah dicoba.

Roti

Roti = menu nomor 1.

Untuk membuat roti standar, kita hanya membutuhkan waktu 4 jam.

Tekstur roti saat sudah matang bisa dilihat di foto di atas. Untuk prosesnya, bisa nonton videonya 😀

Menu ini jarang dipakai, karena tinggal tunggu 20 menit lagi, kita bisa dapat tekstur roti yang lebih lembut. Kalau lagi nggak dikejar waktu, kita biasa pilih pakai menu no. 3 (roti lembut) sekalian.

Roti Cepat

Roti cepat = menu nomor 2.

Untuk membuat roti cepat, kita hanya membutuhkan waktu 2 jam saja, dihitung dari selesai memasukkan bahan hingga rotinya matang. Cepat banget kan?

Namun, roti tidak dapat langsung disantap. Roti, khususnya roti tawar, perlu didiamkan hingga suhunya turun (tidak terlalu panas), baru bisa dipotong. Jika langsung dipotong, roti biasanya akan ‘kempot’.

Menu ini salah satu menu favorit di rumah, karena cepat dan hasilnya juga cukup lembut, apalagi kalau dimakan pas masih hangat.

Roti Lembut

Roti lembut = menu nomor 3.

Bisa dibilang, hampir semua orang Indonesia suka makan roti dengan tekstur lembut. Makin lembut, makin nikmat. Sayangnya, kalau kita beli di luar, ada aja toko roti yang menambahkan bahan pelembut roti supaya roti tetap lembut setelah beberapa hari.

Di antara semua menu, menu ini membutuhkan waktu cukup lama, yaitu 4 jam 20 menit. Jika pada roti cepat kita membutuhkan ragi 1,5 sdt, pada roti lembut biasanya hanya 1 sdt tapi rotinya lebih tinggi. Ini karena proses fermentasi lebih lama. 

Keunggulan lain, selain tekstur yang lebih lembut, yaitu kita bisa mengatur kapan roti matang, asal dalam 13 jam ke depan. Biasanya, kita bisa meletakkan dan mengatur menu pada malam hari supaya pas bangun tidur kita disambut aroma roti yang baru matang – nikmat banget kan? Hehe.

Ingat, jangan mengatur waktu matang terlalu awal karena roti harus segera dikeluarkan dari loyang begitu matang. Berdasarkan pengalaman, jika didiamkan, udara panas dari mesin dan oven akan membuat roti menciut. 

Roti Isi

Menggunakan menu roti nanas = menu nomor 8.

Pada menu roti nanas ini, ketika mesin berbunyi artinya kita bisa mengeluarkan adonan dari loyang, memberikan isi, atau melipat roti dengan teknik tertentu. Setelah selesai, masukan kembali adonan ke dalam loyang, lalu klik tombol START.

Foto di atas adalah contoh saat kita membuat roti tawar keju. Adonan roti diratakan (bentuk persegi panjang), lalu potongan keju diletakkan di atas adonan.

Untuk hasil akhirnya, tinggi roti isi mirip dengan roti tawar.

Untuk roti di atas. Adonan dibagi menjadi 6, lalu diberi isi sebelum disuusn kembali ke loyang. Lalu, adonan roti diberi taburan wijen supaya lebih harum.

Bentuknya sedikit kurang beraturan dan wijen juga ada yg menempel di sisi roti bagian bawah.

Adonan Roti

Adonan roti = menu no. 9.

Ini dia menu favorit di rumah! Tinggal masukin bahan-bahan dan adonan biasanya udah kalis dalam satu jam. Pada saat mesin berbunyi, tanda kalau proses menguleni sudah selesai, adonan biasanya sudah selesai fermentasi pertama.

Kalau mau buat roti isi, adonannya bisa langsung kita bentuk-bentuk. Atau, kalau buat adonan donat, tinggal dicetak. Abis itu, kita fermentasikan lagi selama 1-2 jam (sambil cek adonan), terus tinggal panggang atau goreng!

Di bawah ini contoh hasil donat, yang adonannya dibuat pakai menu no. 9.

Berikutnya, adonan roti matcha yang dibuat jadi roti isi dan dipanggang menggunakan oven:

Kue (Cake)

Kue = menu no. 12.

Pernah iseng-iseng cobain menu ini karena penasaran hasil kue-nya bakal gimana. Ternyata oh ternyata, dari baca resep yang ada di buku resep bawaan juga udah ragu karena semua bahan dicampur di awal + pakai baking powder.

Hasilnya aneh – berasa banget campuran telur, gula, sama tepung. Buat yang sering bikin kue, pasti tau kalau bikin roti ini ada langkah-langkah masukin adonan. Beda dengan adonan roti, yang bisa dicampur semua di awal.

Cukup 1x coba aja biar nggak penasaran lagi. 

Beberapa menu ada yang belum dicoba sama sekali dalam 4 tahun ini:

  • Roti Prancis (menu no. 4): karena nggak terbiasa makan roti dengan tekstur keras.
  • Roti beras (menu no. 6): karena nggak tertarik aja.
  • Roti tepung beras (menu no. 7): sama, karena nggak tertarik aja. Mungkin karena asumsi di otak, tepung beras ini cocoknya diolah jadi jajanan pasar khas Indonesia, hehe.
  • Adonan pizza (menu no. 10): adonan pizza ini gampang kalis & udah terbiasa menguleni pakai tangan. Jadi nggak perlu tunggu 45 menit 😀
  • Adonan kulit pangsit (menu no. 11): karena males nipisin adonan. Yang ‘susah’ pas bikin adonan kulit pangsit itu menentukan tingkat ketipisan yang tepat biar pas diisi adonan nggak robek tapi pas digoreng juga nggak ketebalan. 
  • Coklat (menu no. 13): untuk mencairkan coklat lebih praktis pakai microwave atau kompor. Kita bisa pakai wadah atau mangkok stainles buat diolah selanjutnya. Kalau pakai bread maker, kita perlu menuang coklat cair dari loyang ke wadah lain. Sayang banget ada sebagian coklat yang kebuang.

Untuk menu no. 5, roti gandum, kita pernah iseng-iseng coba. Tekstur rotinya sendiri keras, mungkin karena kita tambahin komposisi tepung gandumnya. Niatnya biar lebih sehat, eh yang ada malah kapok.

Dari pengalaman bikin roti gandum sendiri, akhirnya kita tau kalau roti gandum ini presentase tepung terigu masih tinggi banget. Udah gitu, kalau beli roti gandum terus lembut banget, jadi curigaan. Akhirnya kita say goodbye sama roti gandum, termasuk juga nggak beli lagi.

Tips

Sebelum bahas spesifikasi, garansi dan juga kesimpulan atau rekomendasi, ada beberapa tips menggunakan bread maker.

Masukan bahan kering baru bahan basah

Walaupun pisau baru akan menguleni semua bahan yang ada di loyang setelah proses dimulai, jangan terkecoh memasukkan barang tanpa urutan yang tepat. Nggak mau repot, sebagian orang memasukkan bahan sesuka hati.

Sebaiknya masukan bahan-bahan kering, seperti: tepung terigu, gula, vanila bubuk, bubuk coklat/matcha/dll, di awal. Setelah semua bahan kering, lanjutkan dengan bahan-bahan basah, seperti: whip cream, susu, air, telur. 

Tujuannya supaya tepung tidak bertebaran di dalam mesin saat pisau mulai menguleni adonan.

Gunakan sesuai kapasitas

Jika kapasitas bread maker hanya 280 gram, jangan nekat mencoba memasukkan tepung hingga 500-600 gram. Jika langsung dipanggang, pasti roti mengembang terlalu tinggi dan meluber dari loyang.

Begitu juga dengan membuat adonan, jika kuantitas tepung terlalu banyak, adonan yang dihasilkan belum kalis meskipun waktu mengadon sudah selesai.

Jadi, ketika ingin mencoba resep, pastikan apakah jumlah pemakaian tepung (terigu/beras/gandum) sesuai dengan kapasitas breadmaker yang Anda miliki. Setiap breadmaker memiliki kapasitas berbeda, ada yang mampu menguleni adonan hingga 600 gram tepung.

Bersihkan setelah pemakaian

Setelah mesin sudah tidak panas, bersihkan bread maker, mulai dari lap lembut bagian luar, lalu ke tempat ragi dan kismis. Penutup dan tempat ragi dapat dilepas-pasang sehingga mudah untuk dibersihkan. 

Kita juga bisa membalik mesin untuk membuang sisa-sisa bahan atau adonan yang terjatuh ke dalam mesin. 

Spesifikasi

  • Kapasitas: 250-280 gram tepung terigu (sebelum dicampur bahan lain)
  • Mata pisau: dilapisi plastik berwarna hitam
  • Daya listrik: [emanas 360-428 Watt, motor 80-96 Watt. Jika dibandingkan dengan oven listrik, daya saat memanggang roti ini termasuk kecil. 
  • Kabel: 1 meter

Garansi

Garansi berlaku selama 1 tahun. 

Selama 4 tahun pemakaian, belum pernah ada masalah. Bahkan, baterai Lithium aja belum pernah diganti. Moga-moga awet terus 🙂

Kesimpulan

Keunggulan:

  • Terbukti awet. Sudah ‘berumur’ 4 tahun dan setidaknya seminggu sekali dipakai. 
  • Ada 13 menu roti-rotian yang bisa dipilih, walau sebagian besar akhirnya jarang dipakai.
  • Komponen-komponen yang ada mudah dibersihkan.
  • Ada 2 pilihan warna kulit roti: light & medium. Untuk light, warna kulit coklat muda. Untuk medium, warna kulit coklat tua dan tekstur roti sedikit lebih kering.
  • Isolator pada mesin cukup tebal. Meski terasa panas jika bagian luar mesin diraba saat proses pemanggangan, panasnya masih masuk akal. 
  • Ada fitur untuk menambahkan kismis dan beberapa jenis kacang-kacangan.
  • Ada timer untuk mengatur waktu roti matang, hingga 13 jam ke depan. Dari percobaan, meski didiamkan di suhu ruang selama beberapa jam, ragi tetap berfungsi baik.

Kekurangan

  • Adonan mudah nyelip di dalam lubang pisau. 
  • Tidak bisa menambahkan meses di adonan roti dengan menggunakan setting standar. Alih-alih dapat roti tawar dengan meses, yang muncul justru roti berwarna coklat muda.
  • Menu kue dan coklat ini ‘agak maksa’. Bikin kue ada langkah-langkahnya, dan tepung ini biasa terakhir bukan di awal. Untuk ‘coklat’ juga malah repot kalau cairin pakai bread maker karena perlu dituang dari loyang ke tempat lain
  • Bread maker merk lain ada yg fiturnya lebih lengkap, kayak bikin selai dan yogurt – meski sedikit melenceng dari tujuan utama alat dapur ini (membuat roti). 
  • Ga ada menu auto lock/proteksi. 

Point terakhir ini yang bikin kita meletakkan bread maker jauh dari saklar. Pengoperasian alat yang gampang, bikin anak kecil juga bisa nyalain mesin secara nggak sengaja.

Selain itu, ketika kita mengecek roti yang sedang dipanggang juga tinggal angkat penutupnya, tidak ada tombol khusus yang perlu ditekan/digeser. Karena hal ini, sejak anak sering bantu bebikinan, kita jadi jarang bikin roti langsung di breadmaker. Takut mereka nggak sengaja buka tutup pas proses memanggang. 

All rights reserved. AturRumah © 2021